Tulisan Softskill 9 Perilaku Konsumen

PENTINGNYA KOMUNIKASI
Manusia termasuk makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau makhluk yang selalu bermasyarakat.  Sebagai makhluk sosial, manusia selalu melakukan hubungan kerja sama, belajar, berjualan, bertamu, dan lain sebagainya.  Setiap melakukan aktivitas, manusia pasti berkomunikasi.  Jadi setiap manusia senantiasa melakukan komunikasi dalam setiap aktivitas sehari-hari.

DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih.

PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
-Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
-Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
-Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, -mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter,  alat pengirim pesan.
-Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
-Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
-Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
-Penginterpretasian, pada tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

KOMUNIKASI PERSUASIF
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:
     Kognitif, perilaku dimana individu mencapai tingkat “tahu” pada objek yang diperkenalkan.
     Afektif, perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
     Konatif, perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.

PANDANGAN TENTANG PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi pemasaran terlalu sering hanya berfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan produk, citra, atau preferensi dalam pasar sasaran. Tetapi pandangan dalam komunikasi pemasaran ini memiliki beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, dan sebagian besar pesan jenis ini tidak sampai kepada pelanggan sasaran.
Dengan demikian, titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Misalnya, seseorang yang ingin membeli komputer akan bertanya pada orang lain, melihat iklan di televisi, membaca artikel di koran dan majalah, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.
MEMILIH SALURAN KOMUNIKASI
Komunikator harus memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesan. Dalam banyak kasus diperlukan banyak saluran komunikasi yang berbeda. Misalnya, wiraniaga perusahaan farmasi jarang mendapat waktu 10 menit dari seorang dokter yang sibuk. Penyajian mereka harus singkat, cepat, dan meyakinkan. Hal ini membuat penjualan produk farmasi menjadi sangat mahal dan industri farmasi harus memperkuat berbagai saluran komunikasi. Hal ini mencakup pemasangan iklan di jurnal-jurnal, mengirim surat langsung (termasuk pita video, dan audio), memberikan sampel gratis, dan bahkan pemasaran lewat telepon. Perusahaan-perusahaan farmasi biasanya mensponsori konferensi medis yang mengundang dan membayar sejumlah besar dokter untuk menghabiskan akhir minggu dengan mendengarkan dokter-dokter terkemuka memuji obat tertentu
pada pagi harinya dan pada sore harinya berolah raga golf.

MODEL KOMUNIKASI PEMASARAN
Model Komunikasi Pemasaran. Model komunikasi pemasaran yang biasanya dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi Sender (Source) yaitu pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen, dimana pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh si penerima (konsumen). Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan (ikian,personal selling, promosi penjualan, public relation atau dengan direct marketing).
Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut proses encoding yaitu proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.
Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui mediamedia. Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dalam menjalankan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan ini disebut proses tranmisi.

ALAT-ALAT PROMOSI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN
·         Periklanan
Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.

·         Promosi Penjualan
Promosi Penjualan: Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

·         Penjualan Tatap Muka
Penjualan pribadi: Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

·         Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat dan publisitas: Berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.



SUMBER:
www.id.wikipedia.org
www.belajarserbaneka.blogspot.com
www.ridwaniskandar.files.wordpress.com
www.smakristencilacap.com
www.teddykw.wordpress.com

www.wantosakti.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tulisan Softskill 8 Perilaku Konsumen

DEFINISI SIKAP KONSUMEN

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa mengambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek tersebut.

FUNGSI-FUNGSI SIKAP KONSUMEN

Daniel Katz membagi fungsi sikap dalam empat kategori sebagai berikut :

1. Fungsi Utilitarian

Melalui instrument suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan menolak produk yang memberikan hasil positif atau kepuasan. Jadi, jika seseorang membutuhkan zat penghilang noda pada baju, lalu dia mendapatkan produk dengan merek C, dan setelah di konsumsikan ternyata zat dengan merek C itu dapat benar – benar menghilangkan noda, maka dia akan membentuk sikap positif terhadap merk C tersebut.

2. Fungsi Ego Defensive

Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologis. Abrasi psikologis bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut mebuat rasionalisasi (dengan demikian menghindar dari anxiety dan citra yang negative) dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.

3. Fungsi Value Expensive

( Mengekpresikan nilai – nilai yang di anut ) fungsi itu memungkinkan konsumen untuk mengekpresikan

secara jelas citra dirinya dan juga nilai – nilai inti yang di anutnya. Misalnya : Mobil BMW mendukung mengekspresikan dirinya sebagai eksekutif yang sukses.

4. Fungsi Knowledge –organization

Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cenderung untuk bergantung pada pengetahuan yang di dapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.

5. Attitude Toward Object Model

Menggambarkan sikap terhadap object. Jadi bisa saja seseorang mengatakan dia suka coca-cola, yang berarti dia memiliki sikap positif terhadap coca-cola.

6. Attitude Toward Behaviour Model

Menggambarkan sikap terhadap prilaku, misalnya orang yang akan mebeli pesawat televise yakni bahawa jika dia membeli pesawat televisi , keluarganya akan lebih bahagia.

7. Theory of Reasoned Action Model

Model yang menguraikan teori tindakan yang nalar. Maksud perilaku di dasari oleh gabungan dari attitude toward behavior, keyakinan social dan normative tentang apakah perilaku pantas atau tidak pantas, dan motivasi untuk berprilaku sesuai dengan keyakinan normatif.

TIGA KOMPONEN SIKAP

1.  Komponen kognitif

Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu obyek sikap.
Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari obyek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya.
Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (belief) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu obyek sikap memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik.

2.     Komponen Afektif

Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk dan merk.

3.     Komponen Konatif

Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentuberkaitan dengan obyek sikap (produk atau merk tertentu).

PERAN SIKAP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN

Sikap konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada orientasinya. Berkenaan dengan sikap konsumen ini, para pemasar dapat mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan manfaat produk yang diinginkan konsumen. Segmentasi manfaat produk bagi konsumen merupakan hal yang sangat mendasar untuk membidik konsumen, karena manfaat yang diinginkan akan mempengaruhi sikap dan prilaku mereka terhadap merek. Dengan demikian akan menentukan keputusan konsumen terhadap produk tersebut.

Pemahaman sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial terutama dalam pengembangan strategi pemasaran. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penelitian untuk mengetahui sikap konsumen. Penelitian untuk mengukur sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi. Kelompok konsumen itu bisa didasarkan pada demografi, kelas sosial, dan gaya hidup. Terhadap segmen sasaran itu sejumlah pertanyaan mengenai produk yang akan dikembangkan diajukan. Dengan mendasarkan pada sikap dan penilaian segmen konsumen itulah pengembangan produk dilakukan.

Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi atau strategi pemasaran. Misalnya, jika sikap konsumen dari segmen pasar tertentu yang telah diidentifikasi menginginkan produk yang mudah dibawa dan mampu menyelesaikan segala persoalan untuk produk komputer laptop, maka srategi promosinya harus menekankan pada penggambaran mobilitas dan penyelesaian persoalan dengan cepat. Demikian juga untuk segmen pasar yang lain, pengembangan produk harus menyesuaikan sikap konsumen agar tujuan promosi atau pemasaran dapat tercapai.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU

Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
a.       Spesifikasi sikap dan perilaku
b.      Relevansi sikap terhadap perilaku
c.       Tekanan normatif
d.      Pengalaman 

MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN SIKAP

Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:

-Tingkat Keterlibatan Konsumen. Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.

-Pengukuran sikap. Jika pengukuran sikap valid dan reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.

-Pengaruh orang lain. Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang positif.
Contoh seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.

-Faktor situasional. Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.

-Pengaruh merek lain. Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku.  Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

-Kekuatan sikap. Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.

MODEL PERUBAHAN KEPERCAYAAN, SIKAP DAN PERILAKU

Dalam model ini, proses perubahan di mulai dengan pesan/komunikasi dengan maksud membujuk. Pemprosesan informasi pesan kemudian terjadi. Pada titik ini, proses perubahan terjadi melalui jalur yang berbeda yaitu:
1.    Jalur pengambilan keputusan
dapat di pelajari dengan proses perubahan sikap berdasarkan Elaboration Likelihood Model, Model Multiatribut dan Model Reasoned Action atau Model Behavioral Intentions.
2.    Jalur eksperiental
dapat dipelajari dengan Balance Theory  dan mempengaruhi sikap dengan teori pertimbangan sosial.
3.    Jalur Pengaruh perilaku
dapat di pelajari dengan mempelajari pengaruh Behaviorial.

            Selain 3 hal tersebut pemasar juga dapat mengubah sikap setelah pembelian dengan mempelajari Dissonance Theory, Atributtion Theory dan Passive Learning. Selain itu ada 4 tipe menurut Assael(1992) di dalam menguatkan dan mengubah sikap:
1.   Menguatkan sikap positive diantara pengguna dan merek yang telah ada,perusahaan dapat
menggunakan iklan  untuk menjaga sikapa positive pengguna terhadapa merek yang di jual.
2.   Menaraik pengguna baru dengan menggunakan merek yang sudah ada dengan menekankan manfaat positive dari merek tersebut.
3.   Memposisikan produk baru kepada pengguna yang telah ada.
4.   Memposisikan produk baru kepada pengguna baru dan pasar yang baru muncul.

SUMBER

www.sengguruh.dosen.narotama.ac.id
www.islamijum.wordpress.com
www.stayinmymine.blogspot.com
www.gemapariwara.blogspot.com
www.matasiswa.blogspot.com

www.generasi1990.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tulisan Softskill 7 Perilaku Konsumen

PEMBELAJARAN KONSUMEN

PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya.  Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalamannya di masa lalu.

Ada beberapa elemen dasar dalam pembelajaran :
·         Motivasi
Motivasi adalah daya dorong dari dalam diri konsumen. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan. Konsumen yang ingin membeli rumah baru akan terdorong untuk mencari informasi apapun mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan rumah,misalnya lokasi hunian,bentuk dan tipe rumah, harga-harga, cara pembayaran, dan sebagainya
·         Isyarat
Isyarat adalah stimulus yang mengarahkan motivasi tersebut.Isyarat akan mempengaruhi cara konsumen bereaksi terhadap suatu motivasi. Iklan, kemasan produk, harga dan produk display adalah stimulus atau isyarat yang akan mempengaruhi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
·         Respon
Respons adalah reaksi konsumen terhadap isyarat. Dalam kasus bahasa inggris di atas, maka respons adalah bagaimana reaksi konsumen setelah membaca brosur dan spanduk program bahasa tersebut.
·         Penguatan atau Pendorong
Penguat adalah sesuatu yang meningkatkan kecenderungan seorang konsumen untuk berprilaku pada masa datang karena adanya isyarat atau stimulus. Penilaian baik dari kerabat konsumen terhadap program bahasa tersebut merupakan suatu isyarat yang bisa berfungsi sebagai pendorong konsumen untuk memilih program tersebut sebagai tempat belajarnya.

TEORI PEMBELAJARAN

Terdapat tiga teori besar yang menjelaskan belajar dan proses pembelajaran, yakni :
·         Teori Pembelajaran Perilaku
Proses belajar yang terjadi ketika konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau stimulus luar. Proses belajar prilaku terbagi dalam Classical Conditioning, Instrumental Conditioning, Observation Learning

·         Teori Pembelajaran Kognitif
Proses belajar yang dicirikan oleh adanya perubahan pengetahuan, yang menekankan kepada proses mental konsumen untuk mempelajari konsumen. Proses ini membahas bagaimana informasi ditransfer dan disimpan dimemori jangka panjang.

ILUSTRASI TEORI PEMBELAJARAN

1.      Ilustrasi Dari Classical Conditioning(membiasakan)
      Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus
2.      Ilustrasi Dari Instrumental Conditioning(belajar dari kesalahan)
      Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan)
3.       Ilustrasi Dari Cognitive Learning
      Konsumen berprilaku menyelesaikan masalah, dengan cara mencari informasi berbagai produk  yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi
4.       Ilustrasi Pembelajaran Pasif
      penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan  (produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa simbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

RELEVANSI PENGARUH PERILAKU DAN COGNITIVE LEARNING PADA PEMASARAN

Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.

Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.

LOYALITAS KONSUMEN

Menurut Kotler (2003 : 140) Hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuatdan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan.

Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan harapan, maka proses pembelian ini terus berulang. Hal ini dapat dikatakan bahwa telah timbul kesetiaan konsumen. Bila dari pengalamannya, konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan berhenti untuk mencoba merek-merek lain sampai ia mendapatkan produk atau jasa yang memenuhi kriteria yang mereka tetapkan. Loyalitas merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi pembelian dilakukan oleh seorang konsumen terhadap suatu perusahaan. Dan mereka berhasil menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang terdiri dari kepuasan, kepercayaan dan komitmen mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas.

Loyalitas memberi pengertian yang sama atas loyalitas merek dan loyalitas pelanggan. Memang benar bahwa loyalitas merek mencerminkan loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu, tetapi apabila pelanggan dimengerti sama dengan konsumen, maka loyalitas konsumen lebih luas cakupannya daripada loyalitas merek karena loyalitas konsumen mencakup loyalitas terhadap merek.

Loyalitas adalah tentang presentase dari orang yang pernah membeli dalam kerengka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembelian yang pertama.

Dalam mengukur kesetiaan, diperlukan beberapa attribut yaitu :
-Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan kepada orang lain
-Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta saran
-Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama dalam melakukan  pembelian jasa
-Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan perusahaan beberapa tahun mendatang.

Oliver mendefinisikan loyalitas konsumen dengan suatu keadaan dimana terdapat komitmen yang kuat dalam pembelian ulang dan penggunaan kembali barang dan jasa perusahaan. Tingkat loyalitas konsumen terdiri dari empat tahap :
·         Loyalitas Kognitif. Tahap dimana pengetahuan langsung maupun tidak langsung konsumen akan merek, manfaat dan dilanjutkan kepembelian berdasarkan keyakinan akan superioritas yang ditawarkan. Dasar kesetiaan adalah informasi tentang produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.
·         Loyalitas Afektif. Sikap favorable konsumen terhadap merek merupakan hasil dari konfirmasi yang berulang dari harapannya selama tahap cognitively loyalty berlangsung. Dasar kesetiaan konsumen adalah sikap dan komitmen terhadap produk dan jasa, sehingga telah terbentuk suatu hubungan yang lebih mendalam antara konsumen dengan penyedia produk atau jasa dibandingkan pada tahap sebelumnya.
·         Loyalitas Konatif. Intensi membeli ulang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang merupakan dorongan motivasi.
·         Loyalitas Tindakan. Menghubungkan penambahan yang baik untuk tindakan serta keinginan untuk mengatasi kesulitan seperti pada tindakan kesetiaan.

Tjiptono (2002:85) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu :
-Pembelian ulang
-Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
-Selalu menyukai merek tersebut
-Tetap memilih merek tersebut
-Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
-Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain

PEMBELAJARAN VICARIOUS

Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain.


SUMBER:

www.wikipedia.com
www.wantosakti.wordpress.com
www.titayulianita.wordpress.com

www.giyantops.files.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas (1) Softskill

AUTOBIOGRAFI 

Nama saya Novi Fadilah Sari biasa dipanggil dengan Novi tapi ada juga teman-teman saya yang suka memanggil dengan sebutan Unyil. Why? Karena postur badan saya yang tidak terlalu tinggi dan kecil (hehe). Saya berjenis kelamin perempuan dan lahir pada tanggal 12 November 1992 tepatnya di Sukabumi. Saya anak ke dua dari dua bersaudara dari sebuah keluarga yang dikepala keluargai oleh bapak Wasikun dan ibu Ida Rokiyah. Saya memiliki seorang kakak laki-laki bernama Hadi Pranoto, selisih umur kami hanyalah satu tahun. Kami tinggal di daerah Bekasi, tepatnya di Perumahan Taman Tytyan Indah Blok W 2 No.21 Rt 004 Rw 012, Bekasi Utara.

Di usia ±5 tahun saya sudah bersekolah TK di Taman Kanak-kanak Uswatun Hasanah. Semasa TK saya sudah pintar menghitung, menggambar, mengaji, menulis dan membaca dengan cara mengeja. Saya belajar mengaji tidak hanya di Taman Kanak-kanak saja, pada malam harinya saya selalu belajar mengaji di sebuah pengajian dekat dengan rumah. Saya selalu mendapat juara 1 di kelas, kebetulan di TK saya waktu itu selalu ada peringkat tertinggi dan terendah disetiap akhir masa pengajaran.

Setelah lulus TK, saya masuk ke sekolah dasar bernama SDN Kalibaru 2. Letak sekolah saya lumayan dekat dengan rumah. Di masa SD saya pernah menjadi pengurus kelas. Kelas IV saya menjadi bendahara, kelas V saya menjadi sekretaris dan kelas VI saya menjadi bendahara lagi. Pada saat itu saya juga pernah mengikuti lomba paskibra, sebagai pembentang bendera mewakili sekolah dan alhamdulilahnya mendapat juara satu. Tidak lupa saya selalu masuk peringkat 10 besar dikelas. Prestasi-prestasi saya di masa sekolah dasar ini cukup membanggakan orangtua serta diri saya sendiri.

Di detik-detik  masa kelulusan sekolah (SD) saya belum terpikir akan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana. Karena pada saat itu saya tidak tahu SMP negeri  mana yang terbaik dan terfavorit. Dan akhirnya saya mengikuti teman-teman saya untuk ikut tes di SMPN 25 Bekasi, yang ternyata memang salah satu SMP negeri terfavorit di wilayah Bekasi. Dan alhamdulilah saya lulus tes masuk di SMP tersebut. Pada saat itu berturut-turut saya menjadi anggota pengurus kelas. Kelas 1 menjadi sekretaris, kelas 2 menjadi wakil ketua kelas dan kelas 3 menjadi bendahara. Untuk bidang non-akademik / kegiatan ekstrakurikuler, saya aktif di organisasi PMR (Palang Merah Remaja). Setiap hari minggu kami rutin berlatih di sekolah dan belajar cara menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan terutama korban kecelakaan dan bencana alam. Tetapi sayangnya, di kelas 1 semester dua saya sudah tidak aktif lagi di organisasi ini, karena pada saat itu saya belum pintar membagi waktu. Banyak sekali tugas-tugas sekolah yang terbengkalai. Sehingga saya memutuskan untuk fokus di bidang akademik saja. Lalu di kelas 2 saya menjadi anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) seksi-IV. Menjadi OSIS yang paling menyenangkan adalah pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ajaran baru. Disini kita leluasa mengeluarkan ide-ide untuk mendandani siswa-siswi baru dengan atribut-atribut yang membuat kita tertawa melihatnya, tetapi berdasarkan atas persetujuan dari Kepala Sekolah juga pastinya. Dirumah saya juga aktif organisasi ‘Karang Taruna’, dikarenakan ketua karang taruna yang sudah sibuk dengan pekerjaan serta sudah berkeluarga, organisasi ini menjadi tidak aktif lagi di lingkungan rumah. Kalau ditanya kenapa tidak diganti dengan pengurus yang lain saja? Pengurus yang lain pun sama-sama sudah sibuk dengan kesibukan masing-masing, sehingga organisasi ini pun samasekali tidak aktif begitu saja. Dan akhirnya saat kelas 3 diwajibkan untuk non-aktif di kegiatan-kegiatan non-akademik di lingkungan sekolah. Agar kami semua fokus untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN). OSIS pun sudah digantikan dengan pengurus-pengurus baru dengan angkatan dibawah kami.

Saat masa kelulusan hampir tiba, seperti biasa saya belum terpikir untuk meneruskan sekolah ke jenjang menengah atas (SMA) atau menengah kejurusan (SMK). Dan akhirnya seperti tahun lalu saat masuk SMP, saya memilih untuk mengikuti teman-teman ke sekolah mana saya akan mendaftar. Tetapi tidak asal memilih dan mengikuti lho yaaaa…. Dan SMAN 10 Bekasi menjadi sekolah pilihan saya. SMAN 10 Bekasi adalah salah satu sekolah favorit dan terbaik di kota Bekasi, tepatnya di Harapan Indah. Setelah masuk ke sekolah ini saya melanjutkan masuk ke organisasi yang sewaktu SMP tidak dijalankan dengan baik, yaitu PMR (Palang Merah Remaja). Organisasi-organisasi pada saat SMA itu sangatlah berbeda dengan zaman SD sampai SMP. Disini semua organisasi dijalankan dengan mandiri sesuai visi dan misi yang dibuat oleh kepengurusan masing-masing organisasi. Karena di SMA kita semua diajarkan untuk mandiri, dan selalu mengambil keputusan berdasarkan atas kesepakatan bersama. Dengan keseriusan menjalankannya, saya dapat membagi waktu antara belajar dan berlatih. Saya terpilih menjadi anggota pengurus inti (saat kelas 2), kami menyebutnya BPH, dan saya pada saat itu menjabat menjadi bendahara 1. Pada saat SMA saya pun menjadi anggota pengurus kelas. Kelas 2 saya menjadi seksi kesehatan, kelas 3 saya menjadi sekretaris. Dan saya tetap menjadi peringkat 10 besar di setiap kelas. Semakin dekatnya Ujian Nasional (UN) sebagai anak kelas 3, kami semua diwajibkan untuk tidak aktif di segala kegiatan-kegiatan diluar jam pembelajaran. Masa jabatan saya sebagai bendahara 1 di PMR hanya berlaku sampai 1 tahun saja. Sehingga disaat saya kelas 3 kepengurusan saya sudah digantikan dengan pengurus baru.

Masa kelulusan pun tiba, dan saya akan menjadi calon mahasiswa di Perguruan Tinggi. Kali ini saya tidak mengikuti teman-teman lagi untuk memutuskan kemana saya akan meneruskan sekolah. Karena saya ingin sekali masuk di Perguruan Tinggi Negeri terutama Institut Pertanian Bogor (IPB). Tetapi orangtua saya tidak mengijinkan untuk mengambil study disana karena jaraknya yang cukup jauh. Daridulu saya memang tidak pernah diijinkan untuk pergi / menginap sendiri di luar daerah bekasi, sebab khawatir terjadi apa-apa nantinya. Pada akhirnya saya memutuskan untuk mengambil bea siswa dari Universitas Gunadarma. Selain itu letaknya pun masih terjangkau dan tidak perlu untuk menyewa kos. Di masa kuliah ini saya tidak aktif di berbagai organisasi, disini mereka menyebutnya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Saya adalah mahasiswi fakultas Ekonomi jurusan Manajemen. Universitas Gunadarma memiliki cabang kampus di daerah depok, jakarta, dan bekasi. Kebetulan saya memilih kampus yang berlokasi di Kalimalang, Bekasi karena itu merupakan lokasi terdekat dengan tempat tinggal saya. Alasan saya tidak aktif lagi di organisasi pada masa kuliah, karena lebih banyak jadwal latihan dan urusan-urusan yang harus diselesaikan di Depok. Dengan tugas-tugas yang lebih berat di masa kuliah, saya khawatir kuliah saya akan terbengkalai karena kurangnya membagi waktu. Apalagi untuk pulang pergi Depok-Bekasi.

Saya hobi menonton film. Walaupun saya gemar menonton, tetapi film yang selalu saya tonton adalah film-film yang ber-genre horor, komedi dan romantic. Karena untuk film-film action saya tidak terlalu menyukainya. Dan kebiasaan saya yang lain yaitu hunting makanan alias ‘Wisata Kuliner’ tapi anehnya sebanyak apapun makanan yang masuk ke perut, itu tidak membuat berat badan saya naik. Ada satu hal lagi, keluarga saya adalah keluarga pecinta kucing. Terutama saya. Bagi saya kucing itu bukanlah hanya sebagai hewan peliharaan tetapi juga bisa menjadi kita selalu tersenyum dengan tingkah-tingkahnya yang lucu dan bikin gemes. Nah, dirumah saya memelihara kucing persia dan kampung.

Soal cita-cita, sejak saya kecil saya ingin sekali menjadi seorang wanita karir. Saya tau bahwa menjadi wanita karir itu sangatlah menyita waktu dan tidak dapat membagi waktu bersama keluarga, karena wanita karir identik dengan terlalu banyaknya kesibukan. insyaAllah jika saya telah berkeluarga sendiri, saya akan mencoba menjadi seorang wirausaha untuk memperluas lapangan kerja serta untuk meluangkan lebih banyak waktu bersama calon anak-anak saya nantinya.

Sekian uraian biografi diri saya. Untuk kurang lebihnya dari penulisan ini saya mohon maaf dan terimakasih.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tulisan Softskill 6 Perilaku Konsumen

Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen

Stimuli pemasaran adalah semua bentuk komunikasi atau stimuli fisik yang dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan unsur-unsurnya, yakni kemasan, isi, ciri-ciri fisik produk merupakan stimuli primer (intrinsik). Komunikasi yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku konsumen disebut stimuli sekunder (ekstrinsik), baik dalam bentuk kata-kata, gambar, dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli lain yang berkaitan dengan produk, misalnya harga, display toko, dan efek wiraniaga

Karakteristik Konsumen yang Mempengaruhi Persepsi

Dua karakteristik penting yang turut mempengaruhi persepsi konsumen terhadap stimuli adalah kemampuan konsumen membedakan stimuli dan kemampuan menggeneralisasi dari satu stimulus kepada stimulus yang lainnya.

Kemampuan membedakan stimuli merupakan hal yang dapat dipelajari. Umumnya konsumen yang loyal akan lebih mampu mengenali perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik produk berbagai merek. Namun secara umum, kemampuan konsumen untuk membedakan ciri-ciri indrawi seperti rasa dan perabaan bisa dikatakan sangat rendah.

Oleh karena itu pemasar lebih banyak menggunakan media, dalam hal ini iklan, untuk menegaskan diferensiasi merek yang tidak bisa dicerminkan hanya oleh ciri-ciri fisik produk semata. Iklan berperan penting dalam menciptakan brand image.

Proses Persepsi

Menurut Miftah Thoha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan:
a.       Stimulus atau rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b.       Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya. Kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
c.       Interprestasi
Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interprestasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang.

Menurut Diknasari (2009: 1) menyatakan salah satu pembentuk persepsi yaitu perhatian, pemusatan atau kekuatan jiwa atau psikis yang tertuju pada suatu objek. Perhatian adalah banyaknya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan. Apabila ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a.       Perhatian spontan
Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul secara spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu, bila 10 individu telah mempunyai minat terhadap objek, maka terhadap objek biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu akan timbul.
b.       Perhatian tidak spontan
Perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

Menurut Dimyati Mahmud (1974: 55) proses pembentukan persepsi ada beberapa unsur yaitu: hakekat sensoris stimulus, latar belakang, pengalaman sensoris terdahulu yang ada hubungannya, perasaan-perasaan pribadi, sikap, dorongan, dan tujuan.



Peran ekspektasi pada persepsi

Peran ekspektasi pada persepsi, harapan atau ekspektasi adalah keyakinan, kepercayaan, individual sebelumnya mengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi tertentu.

Semiotis

(Keller : 1998) memandang komunikasi sebagai tindakan-tindakan, meliputi tindakan memproduksi sesuatu yang dapat diterima oleh akal manusia, dengan tujuan untuk membawa manusia lainnya kepada suatu penarikan kesimpulan dari suatu interpretasi. Dalam hal ini, Keller menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu guessing game. Kemampuan untuk menyediakan model-model interpretatif bagi mitra tutur untuk “menebak” tujuan komunikasi disebut Keller sebagai kompetensi semiotis (semiotic competence). Sedangkan pengetahuan yang mendasari kompetensi semiotis disebutnya sebagai pengetahuan semiotis (semiotic knowledge). Kompetensi semiotis dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis dari sebuah kompetensi bahasa. Melalui kemampuan kita untuk menggunakan persepsi secara interpretatif, serta kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan tersebut untuk tujuan komunikasi, tanda-tanda bahasa muncul secara spontan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan hasil dari penggunaan pengetahuan semiotis yang dimiliki oleh seseorang, untuk mempengaruhi mitra tuturnya.

Inferensi Perseptual

Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera.

Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.

Maka, inferensi perseptual yaitu kemampuan ataupun tindakan yang sesuai dengan kebenaran informasi yang kita peroleh dari panca indera.

Implikasi Pemasaran Dari Inferensi Perseptual

Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dari stimuli pemasaran & lingkungan.
Citra adalah total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.

Citra terbagi menjadi:
a)      Citra Merek
b)     Citra Toko
c)      Citra Korporasi


SUMBER:
www.elearning.gunadarma.ac.id
www.eprints.uny.ac.id
www.repository.usu.ac.id
www.wiki.answers.com
www.wikipedia.com
www.slideshare.net
www.yanzehsan.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS