TULISAN 1
KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM KAITANNYA
DENGAN PENULISAN ILMIAH
1. Pengertian
Penalaran
Reasoning encompasses many of the processes we use to form and evaluate beliefs about the world, about people, about the truth or falsity of claims we encounter or make. It involves the production and evaluation of arguments, the making of inferences and the drawing of conclusions, the generation and testing of hypotheses. It requires both deduction and induction, both analysis and synthesis, and both criticality and cretivity.
Dikatakan
bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu penyataan atau asersi (assertion). Pernyataan dapat berupa
teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau relitas alam, ekonomik, politik,
atau sosial. Penalaran perlu diajukan dan dijabarkan untuk membentuk,
mepertahankan, atau mengubah keyakinan bahwa sesuatu (misalnya teori,
pernyataan, atau penjelasan) adalah benar. Penalaran melibatkan inferensi yaitu
proses penurunan konsekuensi logis dapat bersifat deduktif maupun induktif.
Penalaran mempunyai peran penting dalam pengembangan, penciptaan,
pengevaluasian, dan pengujian suatu teori atau hipotesis.
Penalaran
di definisikan sebagai suatu proses berfikir untuk menghubungkan data atau
fakta sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran dalam hal ini merupakan
proses pemikiran untuk memperoleh simpulan yang logis berdasarkan bukti (data)
yang relevan. Penalaran merupakan proses penafsiran data (fakta) sebagai dasar
untuk menarik simpulan. Penalaran juga merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut
kesungguhan (commiitment) dalam
menemukan kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah membatasi sikap untuk memecahkan
masalah secara subjektif, pragmatik dan emosional.
Data
atau fakta dalam penalaran seharusnya benar tetapi biasanya juga tidak benar.
Apabila data atau fakta yang dinalar tidak benar maka hasil penalarannya juga
tidak benar. Hal demikian ini disebut salah nalar. Dalam logika hal ini disebut
kesesatan penalaran.
Kesesatan
penalaran dapat terjadi karena kelihatan masuk akal padahal sebernarnya tidak
Contoh
:
(1) Semua pegawai negeri adalah
penerima gaji.
Semua
pegawai swasta adalah penerima gaji
Jadi,
pegawai negeri adalah pegawai swasta.
(2) Saya terlambat karena tinggal di
Bogor
Kelihatannya
hal ini masuk akal, akan tetapi kalau hal ini dibenarkan, orang ini akan
terlambat terus.
Struktur
Penalaran
Struktur
dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu:
· Asersi
(assertion) adalah suatu pernyataan
(biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu adalah benar. Asersi mempunyai
fungsi ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk (ingredient) argumen dan sebagai
keyakinan yang dihasilkan dinyatakan dalam bentuk asersi pula. Dengan demikian,
asersi merupakan unsur penting dalam penalaran karena asersi menjadi komponen
argumen (sebagai masukan penalaran) dan merupakan cara untuk mempresentasi atau
mengungkapkan keyakinan (sebagai keluaran penalaran).
· Keyakinan
(belief) adalah tingkat kebersediaan
(willingness) untuk menerimsa bahwa suatu
pernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam
atau sosial) adalah benar. Orang mendapatkan keyakinan akan suatu pernyataan
karena dia melekatkan kepercayaan terhadap pernyataan tersebut. Orang dapat
dikatakan mempunyai keyakinan yang kuat kalau dia bersedia bertindak (berpikir,
berperilaku, berpendapat, atau berasumsi) seakan-akan keyakinan tersebut benar.
Keyakinan merupakan unsur penting penalaran karena keyakinan menjadi objek atau
sasaran penalaran dan karena keyakinan menentukan posisi dan sikap seseorang
terhadap suatu masalah yang menjadi topik bahasan.
· Argumen
(argument) adalah serangkaian asersin
beserta keterkaitan (artikulasi) dan inferensi atau penyimpulan yang digunakan
untuk mendukung suatu keyakinan. Bila dihubungkan dengan argumen, keyakinan
adalah tingkat kepercayaan yang di lekatkan pada suatu pernyataam konklusi atas
dasar pemahaman dan penilaian suatu argumen sebagai bukti yang masuk akal. Oleh
karena itu argumen menjadi unsur penting dalam penalaran karena digunakan untuk
membentuk, memelihara, atau mengubah suatu keyakinan. Argumen dalam proses penalaran merupakan salah satu
bentuk bukti yang disebut sebagai argumentasi rasional (rational argumentation), sebagaimana yang dikatakan oleh Mautz dan Sharaf (1964). Dua jenis bukti lain adalah bukti natural (natural evidence)
dan bukti ciptaan (created evidence).
Konsep
Penalaran Ilmiah dalam Kaitannya dengan
Penulisan Ilmiah
Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, penalaran yaitu proses pemikiran untuk memperoleh simpulan yang logis berdasarkan bukti (data) maupun penafsiran data (fakta). Maka, konsep penalaran ilmiah berperan sangat penting dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah. Mengapa sangat penting? Karena penulisan ilmiah sangat membutuhkan suatu penalaran dalam memahami pengetahuan dasar dan tehnik pengamatan secara objektif, sehingga mampu melaksanakan penelitian dan menyusun laporan secara ilmiah. Penalaran ilmiah dapat mengembangkan kemampuan dalam mengindentifikasi dan memecahkan masalah secara ilmiah
Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, penalaran yaitu proses pemikiran untuk memperoleh simpulan yang logis berdasarkan bukti (data) maupun penafsiran data (fakta). Maka, konsep penalaran ilmiah berperan sangat penting dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah. Mengapa sangat penting? Karena penulisan ilmiah sangat membutuhkan suatu penalaran dalam memahami pengetahuan dasar dan tehnik pengamatan secara objektif, sehingga mampu melaksanakan penelitian dan menyusun laporan secara ilmiah. Penalaran ilmiah dapat mengembangkan kemampuan dalam mengindentifikasi dan memecahkan masalah secara ilmiah
2. Metode Penalaran
a.
Penalaran induktif
Penalaran
induktif dibedakan dari penalaran deduktif berdasarkan prosesnya. Penalaran
ilmiah merupakan sintesis antara deduktif dan induktif. Proses induktif
(induksi) adalah proses penalaran untuk sampai pada keputusan, prinsip, atau
sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang
kusus. Proses induksi ini dibedakan atas:
1.
Generalisasi adalah proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan tertentu untuk memperoleh simpulan yang
bersifat umum.
2.
Analogi adalah proses penalaran yang
didasarkan kepada cara membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama.
3.
Hubungan kausal adalah proses penalaran yang
didasarkan pada gejala yang saling berhubungan sebab-akibat. Menurut prinsip
umum, hubungan kausal itu selalu ada penyebabnya.
Di
dalam penelitian ada yang menggunakan istilah induktif sebagai metode. Metode
penalaran induktif di dalam penelitian pada umumnya dilaksanakan melalui
langkah:
(1) Pengamatan data
(2) Wawasan atas struktur data
(3) Perumusan hipotesis
(4) Pengujian hipotesis
Metode
induktif berbeda dari metode deduktif yang dilaksanakan dengan merumuskan
hipotesis terlebih dahulu, kemudian mengujinya dengan data. Kedua metode ini
dapat digunakan secara bergantian didalam bidang tertentu, bergantung pada cara
penalaran yang akan digunakan terlebih dahulu.
b.
Penalaran Deduktif
Penalaran
ini didasarkan atas prinsip, hukum, atau putusan lain yang berlaku umum untuk
suatu hal atau gejala. Salah satu contoh tentan sifat mamalia: berdarah panas,
bernafas dengan paru-paru, dan melahirkan. Pengetahuan sifat mamalia ini pada
umumnya merupakan dasar untuk menarik kesimpulan. Penyataan dasar seperti itu
didalam logika disebut premis (pernyataan dasar). Penalaran deduktif menarik
simpulan berdasarkan atas premis. Penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang
umum kepada yang khusus. Cara menarik
simpulan dengan penalaran deduktif ada dua macam:
(1) Menarik simpulan secara langsung
dari satu premis
Dilakukan
melalui:
-konversi
-obversi
-kontraposisi
(2) Menarik simpulan secara tak
langsung
Dengan
cara:
-silogisme
-entimem
DAFTAR PUSTAKA
Andi.
Bahasa 2. Dalam http://share.ciputra.ac.id/Department/FEH/Public/BI/Pak%20ANDI%20-%20Bahasa%202.ppt. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014
Kementrian
Negara. Penalaran dan Membaca Kritis.
Dalam http://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/INDO1.pdf. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014
Suwardjono.
2010. Penalaran dan Sikap Ilmiah. Dalam http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/images/stories/buku/TA1/bab-2-penalaran.pdf. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014
Wahyu,
Sandika. 2013. Penulisan Karya Ilmiah.
Dalam http://www.slideshare.net/crsandika/dalam-penulisan-karya-ilmiah. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014
Wikipedia.
2013. Penalaran. Dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar