MOTIVASI
Motivasi adalah suatu sugesti
yang muncul karena diberikan oleh seseorang terhadap orang lain ataupun diri
sendiri yang membuat orang tersebut menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
Pengertian motivasi menurut para
ahli:
a)
Robbins dan Judge (2007) mendefenisikan motivasi sebagai
proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai
suatu tujuan.
b)
Samsudin (2005) memberika pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi
atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar merekamau
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan
sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk
memuaskan dan memperahankan kehidupan.
c)
Mangkunegara (2005,61) menyatakan: “motivasi terbentuk
dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).
Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental
karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.”
DINAMIKA
Proses motivasi :
a)
Tujuan.
Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai,
baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
b)
Mengetahui
kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya
dilihat dari kepentingan perusahaan semata
c)
Komunikasi
efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat
mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
d)
Integrasi
tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan
kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan
pasar. Tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua
kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
e)
Fasilitas.
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan.
TUJUAN MOTIVASI KONSUMEN
Tujuan motivasi konsumen adalah:
1. Meningkatkan
kepuasan.
2. Mempertahankan
loyalitas.
3. Efisiensi.
4. Efektivitas.
5. Menciptakan
suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau
konsumen.
ASAS MOTIVASI
·
Asas
Mengikutsertakan yang berarti mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide,
rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara ini, bawahan merasa
ikut bertanggungjawab atas tercapainya tujuan perusahaan sehingga moral dan
gairah kerjanya akan meningkat.
·
Asas
Komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang
ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi. Dengan asas
komunikasi, motivasi kerja bawahan akan meningkat. Sebab semakin banyak
seseorang mengetahui suatu soal, semakin besar pula minat dan perhatiannya
terhadap hal tersebut. Jika seorang pemimpin secara nyata berikhtiar untuk
senantiasa memberikan informasi kepada bawahannya, maka pemimpin akan
memberitahukan beberapa informasi kepada bawahannya. Dengan cara ini, bawahan
akan merasa dihargai dan akan lebih giat bekerja.
·
Asas
Pengakuan yakni memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta
wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Bawahan akan bekerja
keras dan semakin rajin, jika terus menerus mendapat pengakuan dan kepuasan
dari usaha-usahanya. Dalam memberikan pengakuan/ pujian kepada bawahan,
hendaknya dijelaskan bahwa dia patut menerima penghargaan itu, karena prestasi
kerja atau jasa-jasa yang diberikannya. Pengakuan dan pujian harus diberikan
secara ikhlas dihadapan umum supaya nilai pengakuan/ pujian itu semakin besar.
·
Asas
Wewenang yang Didelegasikan adalah mendelegasikan sebagian wewenang serta
kebebasan pegawai untuk mengambil keputusan dalam berkreativitas dan
melaksanakan tugas-tugas manajer atau atasan. Dalam proses pendelegasian ini,
manajer harus meyakinkan bawahannya bahwa pegawai mampu dan dipercaya dapat
menyelesaikan tugas-tugas itu dengan baik. Asas ini memotivasi akan moral/
gairah bekerja pegawai sehingga semakin tinggi dan antusias.
·
Asas
Perhatian Timbal Balik adalah memotivasi pegawai dengan mengemukakan
keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan. Manajer atau
pimpinan organisasi mengharapkan agar pegawainya mampu meningkatkan prestasinya
sehingga perusahaan akan memperoleh laba yang lebih banyak. Apabila pendapatan
atau laba semakin besar maka dengan sendirinya balas jasa para pegawai akan
dinaikkan. Jadi, ada perhatian timbal balik untuk memenuhi keinginan semua
pihak. Dengan asas motivasi ini diharapkan prestasi kerja pegawai akan semakin
meningkat.
Asas-asas motivasi sebagaimana
yang telah dipaparkan di atas pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja dan tentunya memberikan kepuasan kepada pegawai. Dengan
keadaan tersebut maka diharapkan proses pencapaian tujuan organisasi akan
menunjukkan hasil yang maksimal.
KEBUTUHAN DAN
TUJUAN DALAM KONTEKS PERILAKU KONSUMEN
Kebutuhan konsumen dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Fisiologis.
Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup
lainnya.
2.
Keamanan.
Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan.
3.
Afiliasi dan
pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi
mereka.
4.
Prestasi.
Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi.
5.
Kekuasaaan.
Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
6.
Ekspresi
diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting
oleh orang lain.
7.
Urutan dan
pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan,
pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
8.
Pencarian
variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih
kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi.
9.
Atribusi
sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
KLASIFIKASI MOTIF
Klasifikasi yang banyak dikenal
antara lain:
·
Motif Primer
dan Motif Sekunder
·
Motif
Instrinsik dan Motif Ekstrinsik
·
Motif
Tunggal dan Motif Bergabung
·
Motif
Mendekat dan Motif Menjauh
·
Motif Sadar
dan Motif Tak Sadar
·
Motif
Biogenetis, Sosiogenetis dan Teogenetis
METODE DAN KEBUTUHAN PEMBERIAAN MOTIVASI
a)
Metode
Langsung ( Direct Motivation ). Metode atau cara yang digunakan perusahaan
dalam pemberian motivasi terdiri atas : Motivasi langsung adalah motivasi yang
diberikan secara langsung kepada setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya. Hal ini sifatnya khusus, seperti bonus, tunjangan, penghargaan
terhadap pelanggan dan lain-lain.
b)
Metode tidak
langsung ( Indirect Motivation ). Metode tidak langsung adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang
gairah konsumen untuk melakukan pembelian. Seperti pelayanan memuaskan,
kualitas barang ditingkatkan dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk motivasi
yang diberikan oileh perusahaan dapat dalam bentuk insentif positif maupun
insentif negatif :
♥Motivasi Positif
Didalam
motiasi positif produsen tidak saja memberikan
dalam bentuk sejumlah
uang tapi
bisa juga memotivasi dengan memberikan diskon, hadiah, dan pelayanan
yang optimum
yang ditunjukan pada diferensiasi dan positioning yang dilakukan
kepada
mereka yang melakukan pembelian dan yang akan melakukan pembelian.
♥Motivasi Negatif
Di dalam
motivasi negatif produsen memotivasi konsumen dengan standar pembelian
maka mereka
akan mendapatkan ganjaran. Dengan motivasi negatif ini semangat
konsumen dalam
jangka waktu
pendek
akan meningkat untuk melaksanakan pembelian
karena mempunyai
kepentingan
terhadap kebutuhan tersebut.
HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW
Tingkatan Piramid yang berisikan
dari paling bawah Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Rasa Aman dan Perlindungan, Kebutuhan
Rasa Cinta, Kebutuhan Harga Diri dan Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Semuanya berada seperti tingkatan piramid dimana Kebutuhan Fisiologis berada
dipaling dasar dan Kebutuhan Aktualisasi Diri berada di paling atas.
TEORI-TEORI KEBUTUHAN
a)
Hierarki
Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
pada manusia sebagai motivator membentuk suatu hierarki yang terdiri atas physiological needs, safety needs,
belongingness and love needs, esteem needs, dan self actualization needs. Menurut Maslow, kebutuhan dasar harus lebih dahulu terpenuhi sebelum
bweranjak pada kebutuhan psikologis.
b)
Teori ERG
ERG
(Existence, Relatedness, Growth) sebagaimana diungkap Aldefder, merupakan
penghalusan dari system kebutuhan Maslow, dengan hanya tiga katagori kebutuhan.
Meskipun unrutan kebutuhan serupa, namun ide hierarki tidak dimasukkan, dan
meskipun suatu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat terus berlangsung
sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
c)
Teori
Motivasi Dua FaktorDengan menggunakan teknik insiden kritis, Frederick Herzberg menganalisa sata tentang kepuasan dan ketidakpuasan orang
dalam pekerjaan mereka, dan menghasilkan dua kumpulan factor. (1) Faktor-faktor
yang cenderung dapat memotivasi kerja disebut motivator, meliputi prestasi,
penghargaan, tanggung jawab, promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi
pertumbuhan pribadi. (2) faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan
disebut factor hygiene, meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi
kerja, kebijakan organisasi, dan hubungan kerja.Menurut Herzberg untuk memotivasi seorang pegawai, sebagai langkah awal,
seorang Menajer pertama-tama harus memenuhi, atau sekurang-kurangnya memelihara
kebutuhan dasar. Setelah hal itu terpenuhi, kebutuhan motivasi menjadi
priorotas.Ada banyak kemiripan dalam katagori kebutuhan Maslow, Alderfer, dan Herzberg. Dengan menggunakan istilah-istilah
serupa, setiap system menggambarkan aktualisasi diri, pertumbuhan, dan
motivator. Sedangkan Factor Hygiene cenderung memuaskan kebutuhan aksistensi.
d)
Teori McClelland (Teori Kebutuhan
Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori
kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang
menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi. Murray
sebagaimana dikutip oleh Winardi
merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan
sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau
mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal
tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.
Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak
untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”Menurut McClelland karakteristik orang yang
berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah
preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2)
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya
mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran
misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
e)
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work
And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori
Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang
ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya
akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang
sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya,
yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang
sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan
sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan
akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya,
jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk
berupaya akan menjadi rendah. Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen
sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena
penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam
menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling
tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena
pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti
apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
KETERLIBATAN
Keterlibatan adalah tingkat
kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh
stimulus di dalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen
bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan mamaksimumkan manfaat
yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.
Keterlibatan mengacu pada
persepsi konsumen tentang pentingnya arau relevansi personal suatu objek,
kejadian, atau aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki
konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan telibat dengan produk dan memiliki
hubungan dengan produk tersebut.
FOKUS KETERLIBATAN
Beberapa konsumen terlniat dengan
kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran seperti mengumpulkan kupon diskon,
belanja pakaian, mencari harga terendah, atau tawar menawar dengan penjual.
Adalah penting bahwa pemasar dengan jelas mengidentifikasikan fokus
keterlibatan konsumen. Pemasar perlu mengetahui dengan cepat apa yang disebut
sebagai relevan secara pribadi oleh konsumen : produk / merek, objek, perilaku,
kejadian, situasi, lingkungan, atau beberapa bahkan semua hal diatas. Karena
sebagian besar pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan produk dan
merek.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN
·
Relevansi –
Pribadi Intrinsik, mengacu pada pengetahuan arti akhir konsumen yang disimpan
dalam ingatan. Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui
pengalaman masa lalu mereka terhadap suatu produk. Pada saat menggunakan suatu
produk, konsumen belajar bahwa cirri produk tertentu memilikii konsekuensi yang
dapat membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting.
·
Relevansi
Pribadi Situasional, ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan social yang ada
disekitar kita yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting,
sehingga membuat produk dan merek yang terlihat secara pribadi dan relevan.
SUMBER:
http://o108ios4pr0l.wordpress.com
http://delviadelvi.wordpress.com
http://abdurrahmanbinsaid.wordpress.com
http://www.wattpad.com
http://new.edulab.co.id
http://walangkopo99.blogspot.com
http://resthoe.blogspot.com
http://andymardiano.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar